Sebuah Perjalanan 06.02.19

Sempat bertemu lantas bertamu.
Ini adalah awal kisah dari benang merah yang kurajut jadi satu.
Kita sudah bersama sejak waktu satu windu.

Masih tergambar dikepalaku
dua pasang retina kerlip di lampu lampu sayu.
Aku meyakini diriku
bahwa iga yang ku ambil dari raga sang hawa adalah dirimu.

Lalu kita rangkai bersama setiap pilar-pilar pondasi agar jadi satu.
Sampai pada waktunya di minggu pagi pukul tujuh.
Dihadapan keluargamu di hadapan keluargaku, juga penghulu.

Kemudian dibunuhlah logikaku.
Diputus segala rute fikiran kotorku.
Maka kupertaruhkan jiwa raga pada lembar sakral didepanku.

Hidup berdua menjalin rencana.
Cicilan mobil, rumah hook, sofa empuk, anak dua, dan lainnya.

Walau nanti usiamu kian purna dan tanduh.
Walau jalan yang ditempuh sekali-kali berbatu.
Aku tetap mencintaimu.

Komentar